Sabtu, 05 Mei 2012

Pragmatics and Indirectness

READING RESPON OF PRAGMATIK
(Pragmatics and Indirectness)

Tuturan ketidaklangsungan dalam pragmatic adalah suatu tuturan yang diujarkan secara tidak langsung pada inti yang dimaksud, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang berbelit-belit. Tuturan secara tidak langsung mempunyai efek boros dan beresiko.
·         Boros
Boros karena tuturan yang diujarkan berbelit-belit, tidak langsung kepada inti yang dimaksud sehingga penutur harus menggunakan banyak kata yang sebenarnya tidak perlu karena penutur dapat langsung mengatakan inti yang dimaksud, dan ini menjadikan kata-kata yang dikeluarkan mubazir dan sia-sia. Misalnya penutur yang ingin mengatakan kata ‘buku’ tetapi dia tidak tahu bahwa itu benda yang dimaksud bernama buku, maka ketika dia ingin mengujarkannya kata dari benda yang dimaksud akan kehilangan prinsip.
Misalnya penutur mengujarkan kata buku dengan ujaran: ‘sesuatu yang dibaca’, ‘tebal’, ‘bercover’, ‘suatu ilmu’. Sebenarnya inti dari ujarannya itu adalah satu kata yaitu buku, tetapi karena penutur tidak mengetahui bahwa benda yang dimaksud bernama buku, maka dia mengujarkan kata-kata seperti tadi. Kata-kata tersebut bersifat mubazir atau boros karena tidak diperlukan dan tidak langsung mengena pada inti yang dimaksud oleh penutur.
Dalam tuturan ketidaklangsungan dapat dilihat dari contoh masyarakat yang berujar dengan memanfaatkan konteks yang ada. Masyarakat tersebut berada di pulau Trobian, jika mereka mengatakan sesuatu selalu memanfaatkan konteks yang ada. Misalnya ketika ingin mengatakan kata ‘perahu’ mereka tidak langsung mengatakan kata ‘perahu’, tetapi dengan mengujarkan kata-kata ‘sampan’, ‘layar’, ‘dayung’, padahal inti dari ujaran-ujaran itu adalah perahu, tetapi karena masyarakat di sana masih primitive sehingga mereka tidak mengetahui bahwa benda yang digunakan untuk berlayar dan mengarungi laut adalah perahu. Dalam hal ini pendengar harus mempunyai pengetahuan dunia yang luas. Jika pendengar mempunyai pengetahuan dunia, maka dengan ujaran-ujaran tidak langsung tersebut, pendengar akan dapat langsung menangkap dan mengerti inti dari ujaran tersebut adalah perahu.
·         Beresiko
Selain bersifat boros, tuturan tidak langsung juga bersifat beresiko bagi pendengar, maksudnya penutur yang mengujarkan tuturan tidak langsung pasti akan menggunakan banyak kata-kata yang tidak diperlukan, sehingga kalimat yang berbelit-belit tersebut akan membuat pendengar menjadi bingung dan tidak  bisa menangkap apa yang sebenarnya dimaksud oleh penutur.
Misalnya penutur yang ingin mengucapkan kata ‘buku’ di atas, karena dia tidak tahu benda yang dimaksud adalah bernama buku, maka dia mengujarkan sesuatu tersebut dengan ujaran ‘sesuatu yang dibaca’, ‘tebal’, 'bercover’, ‘suatu ilmu’. Kata-kata tersebut akan membuat bingung pendengar karena tidak memahami ujaran penutur. Itulah resiko dari tuturan tidak langsung.
Contoh lainnya :
“setiap hari aku selalu minum wisky”
Ujaran di atas akan menimbulkan dua penafsiran, yaitu :
1)      Si aku meminum wisky setiap hari tetapi hanya satu kali.
2)      Si aku meminum wisky memang setiap hari dan terus menerus tanpa meminum air putih atau minuman yang lainnya.
Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa kalimat tersebut menimbulkan resiko bagi pendengar karena tidak langsung kepada inti sehingga pendengar dapat menafsirkan banyak arti dari kalimat tersebut.
Sebagian orang berpendapat bahwa tuturan ketidaklangsungan adalah sesuatu yang bersifat irasional karena tuturan yang diucapkan dianggap aneh dan tabu oleh pendengar. Tetapi sebenarnya tuturan tidak langsung adalah rasional, karena di dunia ini tidak ada sesuatu yang tidak dapat diungkapkan, hanya saja penutur tidak dapat mengekspresikan sesuatu yang dimaksud tersebut itu secara langsung dikarenakan mungkin kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh penutur, sehingga dengan tuturan tidak langsung tersebut penutur bisa mencapai maksud yang ingin dicapainya meskipun diujarkan secara tidak langsung. Sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran, pasti memiliki kemampuan untuk mengekspresikan sesuatu yang diinginkan melalui kata-kata atau tindakan ataupun isyarat. Hal ini berarti bahwa manusia akan dapat menuangkan apa yang diinginkan atau dimaksudkan melalui kata-kata yang diujarkan meskipun secara tidak langsung. Semua keinginan yang dituangkan secara tidak langsung tersebut akan tercapai bila pendengar mempunyai pengetahuan dunia, sehingga pendengar dapat menangkap maksud dari penutur.
Contoh :
·         Di sini panas sekali y!
Dari contoh ujaran di atas, pendengar dapat menafsirkan dengan dua pengertian, yaitu penutur ingin Ac ruangan dihidupkan, atau di ruangan tersebut memang benar-benar sedang dalam cuaca panas. Jika pendengar mempunyai pengetahuan dunia, maka pendengar dapat langsung menangakap bahwa maksud dari ujaran penutur adalah ia ingin Ac ruangan dihidupkan, sehingga dengan sigap seharusnya pendengar menyalakan Ac ruangan. Dalam hal ini penutur tidak langsung memberi perintah kepada pendengar untuk menyalakan Ac, tetapi ia mengutarakan keinginannya itu secara tidak langsung yaitu dengan ujaran “di sini panas sekali y!”, padahal penutur bisa saja mengujarkan “tolong Acnya dihidupkan!”.
Dari contoh di atas jelas sekali terlihat tuturan tidak langsung dari penutur kepada mitra tutur atau pendengar.




DAFTAR PUSTAKA
Thomas, Jenny. 1995. Meaning in Interacti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar